Wednesday, September 20, 2006

Topi untuk berpikir

Mengapa topi? untuk berpikir? Bukankah lebih baik digunakan untuk menutupi kepala saja? Ataukah ini topi ajaib yang dapat membuat 'pencerahan seketika'? Bukan ini dan itu. Simpel saja jawabannya. Karena topi ini bukan sembarang topi, melainkan topi warna-warni dari Edward de Bono, seorang pemikir yang memikirkan bagaimana seseorang berpikir. Anda ingin mencoba? Mari, siapa tahu pas di kepala.
TOPI HITAM
Jika anda menggunakan topi ini, anda menjadi pribadi yang kritis, negative thinking, sekaligus pesimis, terhadap segala sesuatu.

TOPI PUTIH
Anda yang memakai topi ini tidak memiki perasaan, kepentingan, ataupun ego. Apapun yang masuk ke kepala dan keluar melalui mulut anda, hanyalah informasi dan data. Untuk memudahkan penjelasan, anda adalah sebuah komputer.

TOPI KUNING
Ceria, optimis, positive thinking. Tidak pernah mengeluh apalagi pesimis, meski tanpa argumen data, informasi yang sahih. Life is so beautiful di mata anda.

TOPI MERAH
Sensitif, emosional, temperamental. Anda akan selalu marah, senang, atau sedih tanpa alasan yang jelas.

TOPI HIJAU
Pribadi yang kreatif, nyentrik, hingga nyeleneh. Menggambarkan pemikiran anda yang selalu berada di luar kotak. Keluar dari pola-pola berpikir biasa untuk menghasilkan konsep-konsep dan persepsi-persepsi baru.

TOPI BIRU
Bijaksana. Topi biru adalah topi kendali. Berpikir tentang berpikir yang diperlukan untuk menjelajahi subjeknya. Anda bagai seorang pemimpin orkestra yang mengimbau pemakaian topi-topi lainya. Anda menyusun fokus, membatasi persoalan, membentuk pertanyaan-pertanyaan, membuat ikhtisar, tinjauan luas dan kesimpulan.

Satu hal yang perlu diingat bagi anda yang ingin menggunakan topi-topi diatas, anda sebaiknya menggunakan satu topi dalam satu kesempatan. Misalnya, anda jangan memakai topi hitam sekaligus topi kuning. Anda tidak bisa menjadi orang pesimis sekaligus optimis. Tujuan keenam topi berpikir adalah menguraikan berpikir sehingga seorang pemikir mampu menggunakan satu gaya berpikir pada suatu waktu, daripada mencoba melakukan setiap hal dalam sekejab.

Ini menjadi sebuah permainan, saat orang sebagai subjek melihat objek - realita di sekitarnya - dan bermain peran dengan menggunakan topi-topi diatas untuk berpikir. Anda menonton diri sendiri bermain peran, tanpa merasa ego anda terancam karena ego ikut dalam permainan itu dengan baik.

Dalam kenyatannya, ada berbagai karakter dan cara berpikir yang kita temui, seringkali merupakan gabungan dari beberapa topi, tetapi tidak sedikit gagal dalam memecahkan sebuah permasalahan. Atau seringkali kita berusaha memenangkan suatu perdebatan dengan mendengar lawan hanya untuk menyerang dan memperlihatkan kelemahannya. Saat demi saat kita menyerang dan bertahan. Masing-masing pihak bereaksi kepada pihak lainnya, inilah yang disebut dengan berpikir reaktif.

Dengan 6 (enam) topi berpikir diatas, kita bagaikan melihat peta, dan memilih jalan yang (mungkin) tidak paling cepat dan mudah tetapi yang paling memungkinkan dan dapat diterima semua pihak.

Dalam aktivitas berorganisasi, khususnya dalam diskusi ataupun obrolan ngalor-ngidul jika kita amati banyak sekali karakter dan model-model berpikir yang digunakan. Dari yang murni berpikir sampai yang sekedar beropini dengan perasaanya.

Ambil satu contoh, diskusi mengenai iuran anggota KMHDI.

Teman dengan TOPI HITAM
" untuk apa kita sebagai anggota harus memberi uang buat organisasi, sedangkan selama ini apa yang kita dapatkan? Kegiatan tidak ada, cuman 1x setahun itupun penerimaan anggota setelah itu kita-kita ditelantarkan. .lalu jika kita diminta iuran, uangnya mau dikemanakan? Untuk acara makan-makan pengurus?"

Teman dengan TOPI PUTIH
"jumlah pengurus 10 orang ditambah dengan penerimaan anggota dari MPAB terakhir 30 anggota, PC kita memiliki 40 orang anggota. Jika semua dapat menyumbang 5 ribu sebulan, maka kita akan mendapatkan uang sebesar 200 ribu. Cukup untuk melakukan kegiatan bersama seperti kajian agama, atau bahkan lebih jika untuk selanjutnya kita tetap konsisten membayar iuran setiap bulan."

Teman dengan TOPI KUNING
"setuju! Ide yang luar biasa bagus!saya akan membayar sekarang juga. Saya yakin kita akan makin maju dan berkembang dengan anggota dan pengurus yang kompak seperti saat ini."

Teman dengan TOPI MERAH
"sebagai pengurus saya kecewa dengan perkataan anda yang meragukan komitmen kami untuk menjaga keuangan organisasi. Jika terus begini, lebih baik saya mengundurkan diri."

Teman dengan TOPI HIJAU
"mengapa selalu kita mengumpulkan uang dengan meminta iuran kepada anggota? Kita khan bisa memintanya pada alumni saja? Buat proposal, ajukan pada instansti ..setuju gak dengan kegiatan kita? Atau gimana kalo kita menjual buku/majalah/ dupa dsbnya? kita juga bisa menjadi event organizer (penyelenggara) seminar, lalu dana kita dapatkan dari mereka yang tertarik. Gitu aja koq repot?"

Teman dengan TOPI BIRU
" saya dapat merasakan kekecewaan anggota dan pengurus selama ini. Ini adalah kekecewaan kita bersama. Berangkat dari itu mari kita bangkit dan mencari solusi bersama. Saya sepakat iuran anggota harus kita kelola dengan manajemen keuangan secara terbuka, dan alternative- alternatif pendanaan juga harus kita usahakan. Usul teman-teman semuanya sangat baik. Mari, mulai saat ini kita kita lupakan kekecewaan-kekecewa an dan memetik hikmah dari kesalahan yang pernah kita lakukan. Bersama kita bisa. Satyam eva jayate!!

Diskusi seperti diatas, biasa terjadi. Ada yang lebih pendek jalannya atau lebih panjang. Ada teman yang bermain dengan beberapa topi sekaligus, ada yang konsisten dengan satu topi di kepala. Yang perlu dicermati adalah jika ada topi yang tidak dipakai oleh semua peserta diskusi. Misalkan topi hitam tidak dipakai, karena peserta diskusi tidak ingin mengkritisi kinerja pengurus. Atau semua peserta bersama-sama menggunakan topi biru, meskipun baik tapi secara pribadi saya tidak menyukainya karena dapat menumpulkan peran pemikiran yang lain.

Secara umum, saya tidak merekomendasikan satu topi adalah lebih baik dari yang lain. Warna-warni topi adalah pilihan. Warna-warni topi adalah kesenangan, perasaan anda. Dan warna-warni topi adalah pluralitas pemikiran yang harus kita hormati. Suatu warna topi mungkin cocok dengan kondisi tertentu, pada kondisi lain mungkin tidak. Semua topi harus digunakan dalam pengambilan keputusan karena akan memudahkan pencapaian tujuan. Dan ingat, ini hanyalah sebuah peran. Peran yang secara sadar anda ikuti untuk memudahkan kita menjadi pemikir yang baik.

Sekarang, apakah tuan dan nona tertarik memakai topi-topi ini? Atau tidak sama sekali?
Silakan, tapi jangan katakan anda tidak berpikir.

[tulisan ini adalah adaptasi dari buku SIX THINKING HATS, Edward de Bono. Ketidaksesuaian dengan sumber buku sepenuhnya menjadi tanggung-jawab penulis]

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Google