Monday, May 28, 2007

Kaderisasi atau mati

Kaderisasi adalah proses pendidikan jangka panjang untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada seorang kader. Siapakah kader? Kader adalah anggota, penerus organisasi. Nilai-nilai apa? Nilai-nilai yang diyakini bersama sebagai pembentuk watak dan karakter organisasi.
Organisasi, apapun itu mutlak mensyaratkan kaderisasi. Kecuali bila organisasi anda adalah organisasi diri sendiri, yang anggotanya anda sendiri. Organisasi terpimpin sekalipun, dimana si Ketua menjadi Ketua sepanjang hidupnya tetap saja membutuhkan regenerasi untuk rekan kerjanya.

Apa yang terjadi bila Kaderisasi gagal?
Yang akan terjadi, nilai-nilai organisasi tidak sampai kepada generasi berikutnya. Generasi tua akan selalu memikul beban sejarah sendiri, selamanya. Gejala yang tampak dari luar, al: rangkap jabatan, sulit suksesi (pergantian) pengurus – karena tidak ada yang mau mengabdi – bagi organisasi sosial, anggota yang merasa tertipu – karena kenyataan tidak semanis yang dijanjikan – lalu meninggalkan organisasi, kegiatan / proker tidak berjalan, eksistensi di masyarakat menurun, dan akhirnya bila tidak ada perbaikan, organisasi tersebut akan dilupakan kemudian mati.

Mengapa kaderisasi gagal? Ini pertanyaan klasik, dan harganya sangat murah. Orang sebelum anda, senior, alumni, biasanya akan selalu membandingkan bahwa dulu kondisinya tidak seperti sekarang. Romantisme perjuangan mereka mengalir lengkap dengan bumbu-bumbu. Jangan terlena dengan cerita! buatlah romantisme perjuangan anda sendiri, dan berikan harga yang mahal bagi kaderisasi.

Kaderisasi gagal biasanya terjadi karena beberapa hal:
1. Pelatih / Senior tidak memiliki kemampuan melatih
2. Pelatih / Senior tidak memiliki kemauan melatih
3. Tidak ada anggota / kader untuk dilatih

Sebab kesatu muncul karena senior hanya bersandar kepada pengalaman yang dimiliki. Seorang pelatih yang baik mutlak perlu cukup bacaan. Inilah yang membedakan seorang tukang dengan insinyur. Dalam kaderisasi, pelatih / senior harus mampu mengkomunikasikan ilmu dan pengalaman.
Sebab kedua yang paling memprihatinkan. Kemauan adalah awal dari semuanya terjadi. Jika tidak ada kemauan melatih dari senior anda, maka carilah orang lain. Jika tidak ada, jadilah pelatih bagi anda dan teman-teman. Jangan biarkan orang yang sedang sekarat ini membuat mati organisasi anda.
Sebab ketiga adalah alasan mengapa organisasi harus melakukan penerimaan anggota. Janjikanlah kepada calon anggota, hal-hal yang bisa organisasi berikan. Jangan belagak seperti kebanyakan politikus : over promise under deliver . Ada yang mungkin mengatakan tidak penting kuantitas anggota yang penting kualitas. Realitas menyatakan sebaliknya.
Kuantitas dulu baru kualitas. Dalam perjalanan organisasi kualitas seorang kader akan diuji oleh komitmennya, dan yang pasti: waktu. Seberapa lama ia mampu bertahan, dan memberikan yang terbaik. Atau istilah umum biologisnya seleksi alam, survival of the fittest.

Selain melalui hal-hal yang sifatnya formal, kaderisasi informal dalam bentuk kegiatan juga tidak kurang pentingnya. Melalui kegiatan bersama, junior / anggota baru bisa melihat, belajar bagaimana cara me-manage tim, waktu, keuangan, rekan kerja dsbnya.

Tentu anda tidak ingin terus menerus memikul beban sejarah, tanpa warisan berharga kepada junior anda. Lepaskan beban itu, dan bagikan kepada kader organisasi.
Bagaimanapun kondisi organisasi anda sekarang, lakukanlah kaderisasi. Karena jika tidak, organisasi anda akan mati. Tidak banyak pilihan memang.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Google