Apa itu Organisasi?
Anda bayangkan organisasi adalah sebuah wadah. Wadah, secara ukuran bisa kecil bisa pula besar tergantung kuantitas didalamnya. Itu jika wadah sebagai sebuah benda, alat. Tetapi organisasi lebih dari sekedar wadah. Ia menampung orang-orang. Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati diri, sejarah, kisah, suka, sedih, cita-cita, harapan.
Bagi Anda yang sekarang kuliah, sudah tidak asing lagi karena sejak SD atau SMP dikenalkan dengan berbagai organisasi intra sekolah.
Berorganisasi seharusnya menjadi pilihan. Jikapun pilihan karena terpaksa seperti saat SMP, emblem sebelah kiri kita dijahitin logo OSIS, atau saat SD Anda dengan berat hati, ogah-ogahan ikut Pramuka ya..mau bagaimana lagi? paling tidak Anda tahu kemudian, ada manfaatnya atau tidak?
Mungkin bapak/ibu guru kita dulu beranggapan organisasi-organisasi diatas penting, dan pasti ada kegunaannya dikemudian hari. Bapak/ibu kita dirumah pun mengamini semuanya ini, karena beliau yang mulai kenyang dengan asam garam kehidupan beranggapan sama dengan pihak sekolah, berorganisasi penting karena anaknya dapat bersosialisasi lebih banyak dengan kawan-kawannya diluar pelajaran sekolah, sekaligus memupuk keterampilan, bekal hidup kemudian hari. Mungkin.
Kita secara alamiah adalah seorang organisatoris. Kita semua dilahirkan sebagai seorang pemimpin. Pasti, paling tidak bagi diri sendiri.
Bagaimanapun bentuk fisik kita, tubuh adalah organisasi yang sempurna. Saya bersyukur memiliki kepala, dua tangan, perut [meskipun lagi tidak langsing] , dua kaki, dsbnya. Masing-masing memiliki fungsi dan kegunaan. Tidak ada yang lebih berguna dari yang lainnya. Satu bagian tubuh saya sakit, yang lain pun turut merasakan. Ibarat sebuah struktur/bagan; kepala adalah ketua, perut mewakili sosok bendahara, sedangkan tangan dan kaki sebagai pelaksana. Semuanya penting, sebagai aset saya mencapai tujuan.
Saya adalah pemimpin diri saya sendiri. Sebagaimana pula Anda. Dengan kemampuan manajerial diri sendiri, saya juga mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen secara alamiah. Saya mempunyai rencana-rencana, saya menggerakkan semua sumber daya yang saya miliki untuk merealisasikannya. Ada yang berhasil meski tidak sedikit juga yang gagal. Tapi yang pasti kita semua sadar telah melaluinya. Bisakah Anda bayangkan beraktifitas tanpa kesadaran?
Hal yang sama juga berlaku dalam organisasi. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan. Kesamaannya itulah yang menyebabkan masing-masing individu, yang pastinya berbeda, mau bergabung dan menjadi anggotanya. Kesamaan bisa disebabkan kepentingan yang sama, cita-cita.
Ketika Anda dewasa, bergabung menjadi anggota organisasi tertentu tidak lagi sebuah paksaan. Anda bebas memilih, ingin bergabung atau tidak. Dan untuk memilih organisasi yang tepat, Anda harus tahu apakah cita-cita, harapan, kebutuhan Anda sejalan dengan organisasi tersebut?
Ada beberapa hal yang harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini milik banyak orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian banyak orang yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda memberi kita kesempatan belajar jenis-jenis manusia. Mungkin ada yang terasa menjengkelkan, dan pernah berpikir bahwa organisasi ini tidak tepat lagi bagi Anda. Sebelum memutuskan untuk mengakhiri keanggotaan, saya sarankan Anda membuat analisa, apakah persoalan ini masalah personal ataukah masalah organisasi. Jika organisasi tersebut memang tidak bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa kehadiran Anda, memang sebaiknya Anda keluar. Tetapi jika Anda berpikir lebih luas karena organisasi ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang, dan Anda merasa mampu memperbaikinya, sebaiknya Anda tetap bertahan. Seringkali organisasi ditangani secara salah, dan mungkin Anda orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa yang saya tahu, tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun kepribadian Anda.
Lebih lanjut kita akan mengetahui bahwa siapapun kita, dimanapun lingkungan kita, tidak terlepas dari organisasi. RT, Banjar, Kantor, Negara, Sekolah, semuanya adalah organisasi. Jadi ketika kita sadar telah dewasa, kita juga sadar sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial yang akan selalu bersinggungan dengan organisasi. Dengan hak dan kewajibannya masing-masing.
Hanya pilihan kemudian, kita akan mengambil peran apa?
Bagi Anda yang sekarang kuliah, sudah tidak asing lagi karena sejak SD atau SMP dikenalkan dengan berbagai organisasi intra sekolah.
Berorganisasi seharusnya menjadi pilihan. Jikapun pilihan karena terpaksa seperti saat SMP, emblem sebelah kiri kita dijahitin logo OSIS, atau saat SD Anda dengan berat hati, ogah-ogahan ikut Pramuka ya..mau bagaimana lagi? paling tidak Anda tahu kemudian, ada manfaatnya atau tidak?
Mungkin bapak/ibu guru kita dulu beranggapan organisasi-organisasi diatas penting, dan pasti ada kegunaannya dikemudian hari. Bapak/ibu kita dirumah pun mengamini semuanya ini, karena beliau yang mulai kenyang dengan asam garam kehidupan beranggapan sama dengan pihak sekolah, berorganisasi penting karena anaknya dapat bersosialisasi lebih banyak dengan kawan-kawannya diluar pelajaran sekolah, sekaligus memupuk keterampilan, bekal hidup kemudian hari. Mungkin.
Kita secara alamiah adalah seorang organisatoris. Kita semua dilahirkan sebagai seorang pemimpin. Pasti, paling tidak bagi diri sendiri.
Bagaimanapun bentuk fisik kita, tubuh adalah organisasi yang sempurna. Saya bersyukur memiliki kepala, dua tangan, perut [meskipun lagi tidak langsing] , dua kaki, dsbnya. Masing-masing memiliki fungsi dan kegunaan. Tidak ada yang lebih berguna dari yang lainnya. Satu bagian tubuh saya sakit, yang lain pun turut merasakan. Ibarat sebuah struktur/bagan; kepala adalah ketua, perut mewakili sosok bendahara, sedangkan tangan dan kaki sebagai pelaksana. Semuanya penting, sebagai aset saya mencapai tujuan.
Saya adalah pemimpin diri saya sendiri. Sebagaimana pula Anda. Dengan kemampuan manajerial diri sendiri, saya juga mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen secara alamiah. Saya mempunyai rencana-rencana, saya menggerakkan semua sumber daya yang saya miliki untuk merealisasikannya. Ada yang berhasil meski tidak sedikit juga yang gagal. Tapi yang pasti kita semua sadar telah melaluinya. Bisakah Anda bayangkan beraktifitas tanpa kesadaran?
Hal yang sama juga berlaku dalam organisasi. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan. Kesamaannya itulah yang menyebabkan masing-masing individu, yang pastinya berbeda, mau bergabung dan menjadi anggotanya. Kesamaan bisa disebabkan kepentingan yang sama, cita-cita.
Ketika Anda dewasa, bergabung menjadi anggota organisasi tertentu tidak lagi sebuah paksaan. Anda bebas memilih, ingin bergabung atau tidak. Dan untuk memilih organisasi yang tepat, Anda harus tahu apakah cita-cita, harapan, kebutuhan Anda sejalan dengan organisasi tersebut?
Ada beberapa hal yang harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini milik banyak orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian banyak orang yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda memberi kita kesempatan belajar jenis-jenis manusia. Mungkin ada yang terasa menjengkelkan, dan pernah berpikir bahwa organisasi ini tidak tepat lagi bagi Anda. Sebelum memutuskan untuk mengakhiri keanggotaan, saya sarankan Anda membuat analisa, apakah persoalan ini masalah personal ataukah masalah organisasi. Jika organisasi tersebut memang tidak bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa kehadiran Anda, memang sebaiknya Anda keluar. Tetapi jika Anda berpikir lebih luas karena organisasi ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang, dan Anda merasa mampu memperbaikinya, sebaiknya Anda tetap bertahan. Seringkali organisasi ditangani secara salah, dan mungkin Anda orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa yang saya tahu, tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun kepribadian Anda.
Lebih lanjut kita akan mengetahui bahwa siapapun kita, dimanapun lingkungan kita, tidak terlepas dari organisasi. RT, Banjar, Kantor, Negara, Sekolah, semuanya adalah organisasi. Jadi ketika kita sadar telah dewasa, kita juga sadar sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial yang akan selalu bersinggungan dengan organisasi. Dengan hak dan kewajibannya masing-masing.
Hanya pilihan kemudian, kita akan mengambil peran apa?
Labels: Opini, Organisasi
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home